Pengawetan Kayu


Beberapa jenis kayu tertentu harus diawetkan untuk mencegah terkena serangan dari seranga perusak kayu maupun jamur. Yang dimaksudkan dengan pengawetan kayu yaitu memasukan bahan kimia ke dalam (pori-pori) kayu sehingga dapat menembus permukaan kayu setebal beberapa milimeter ke dalam daging kayu.

Pengawetan bertujuan untuk menambah umur pakai kayu sehingga bisa di gunakan dengan jangka panjang yang di pakai untuk bahan bangunan ataupun untuk perabot yang ada di rumah.

Kayu dikategorikan ke dalam beberapa kelas awet.
  1. Kelas awet I (sangat awet), misalnya kayu jati, kayu sonokeling.
  2. Kelas awet II (awet), misalnya kayu merbau, kayu mahoni.
  3. Kelas awet III (kurang awet), misalnya kayu karet, pinus.
  4. Kelas awet IV (tidak awet), misalnya kayu albasia.
  5. Kelas awet V (sangat tidak awet).
Dengan tingkat keawetan tersebut, hanya kelas awet III, IV, dan V yang perlu diawetkan. Pada keperluan tertentu, bagian kayu gubal daeri kelas awet I dan II juga perlu diawetkan. Kayu-kayu yang telah diawetkan akan ditahan terhadap serangan serangga perusak dan jamur kayu walaupun kayu diawetkan diletakkan di luar ruangan.

Bahan pengawet yang kadungan intinya berupa bubuk memiliki berbagai jenis. Bahan tersebut dicampurkan dengan air pada kadar campuran tertentu (bisa dilihat di kode SNI-3233-1992) dan metode pengawetannya bermacam-macam.

Tingkat Keefektifan Pengawetan Kayu

Ditentukan oleh parameter :
Retensi : banyaknya bahan pengawet yang tertinggal di dalam kayu (kg/m3)
Penetrasi : dalamnya bahan pengawet yang masuk ke dalam kayu (cm atau %)

Keterawetan (treatability) adalah mudah tidaknya kayu ditembus (dimasuki) oleh bahan pengawet sehingga efektif untuk mencegah dari serangan faktor-faktor perusak kayu.

Gambar Penetrasi Sesuai Kelas Awet Kayu


Menghitung Penetrasi dan Retensi


Gambar Perhitungan Penetrasi dan Retensi

Pengaruh Pengawetan Terhadap Sifat Kayu

  • Mengakibatkan kesulitan dalam pengecatan.
  • Kayu lebih mudah terbakar.
  • Warna kayu berubah, dan memunculkan bau yang tidak sedap.
  • Sering menurunkan kekuatan kayu.
  • Kayu bertambah berat.
  • Menurunkan daya rekat kayu.
  • Menyebabkan karat pada logam.

Tindakan Pencegahan Untuk Terhindar Dari Keracunan Yang Disebabkan Oleh Bahan Pengawet :

  1. Jangan lakukan pengawetan kayu apabila produk furniture yang akan diproduksi terdapat kontak langsung dengan makanan, misalnya : piring, rak makanan, dll. Bahan kimia preservatives akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan konsumen (pelanggan).
  2. Jangan mengawetkan kayu yang akan digunakan untuk bagian top table (daun meja).
  3. Gunakan bahan pengawet, apabila memungkinkan, hanya pada area yang mudah terlihat, misalnya : lantai kayu, decking dan panel dinding.
  4. Hindari penggunaan kayu yang diawetkan untuk konstruksi yang berpotensi kontak langsung dengan air minum dan air bersih, misalnya: struktur jembatan.
  5. Buanglah sisa-sisa kayu yang diawetkan dengan cara dikubur atau sampah biasa. Jangan dibakar atau digunakan untuk pembakaran kompos, api penghangat ruangan karena asapnya mengandung bahan kimia.
  6. Hindari diri kalian dari debu gergaji atau amplas terlalu banyak, gunakan masker dan sarung tangan pelindung yang memadai.
  7. Terutama bagi kalian yang bekerja di area pengawetan kayu dan yang kontak langsung dengan bahan kimia tersebut. cuci bersih tangan dan bagian tubuh kalian hingga benar-benar bersih sebelum kalian melakukan kegiatan seperti makan atau minum.
  8. Apabila baju yang kalian kenakan terdapat kemungkinan terkena percikan bahan kimia atau debu dan cara kontaminasi lainnya, pisahkan pakaian tersebut dari yang lain pada saat kalian mencucinya.

Penyebab Keracunan :

  • Bahan pengawet yang tercecer disebabkan kemasanan dan penyimpanan yang kurang baik.
  • Kurang berhati-hati dalam proses pengawetan (konsentrasi, volatil).
  • Bersentuhan atau dalam lingkungan kayu yang telah diawetkan.
  • Pembuangan sisa-sisa bahan pengawet setelah proses pengawetan (wastle disposal).
  • Penggunaan wadah (kaleng, plastik, dsb) bekas kemasan dan alat dalam proses pengawetan untuk keperluuan lain sebaiknya dihindari.

Bahan Beracun Masuk Ke Tubuh Organisme Melalui :

  1. Kulit luar.
  2. Mulut dan saluran makanan.
  3. Saluran pernapasan.

Racun Kronis

  • Menimbulkan gejala keracunan setelah waktu yang relatif lama karena kemampuannya menumpuk (akumulasi) dalam lemak yang terkandung dalam tubuh.
  • Apabila mencemari lingkungan (air, tanah) akan meninggalkan residu yang sangat sulit untuk di rombak atau dirubah menjadi zat yang tidak beracun, karena kuatnya ikatan kimianya.
  • Dieldrin yang disemprotkan dipermukaan tanah untuk menghindari serangan rayap tidak akan berubah selama 50 tahun.

Racun Akut

  • Kebanyakan ditimbulkan oleh bahan-bahan racun yang larut air (senyawa organofosfat) dan dapat menimbulkan gejala keracunan tidak lama setelah racun terserap ke dalam tubuh jasad hidup.
  • Sifatnya yang sangat mudah dirombak oleh suhu yang tinggi, pencucian oleh air huja dan sungai serta faktor-faktor fisik dan biologis lainnya menyebabkan racun ini tidak memegang peranan penting dalam pencemaran lingkungan.

Post a Comment for "Pengawetan Kayu"