Pengertian dan Konsep Sejarah
A. Pengertian Sejarah
Dalam
masyarakat awam sejarah sering di identikkan dengan nama tokoh, candi, tanggal, tahun dan tempat terjadinya peristiwa. kata sejarah berasal dari bahasa arab
yaitu syajaratun, artinya pohon. sebuah pohon terdiri dari akar, dahan,
ranting dan daun sehingga sejarah diartikan sebagai asal usul, riwayat dan
silsilah yang menyerupai sebuah pohon dalam bahasa arab ilmu yang mempelajari
kisah masa lalu di kenal dengan istilah Tarikh. Di Eropa, sejarah dikenal
dengan istilah history (Inggris), histoire (Perancis), storia (Italia),
semuanyan berasal dari bahasa yunani yaitu historia yang artinya orang pandai
sementara dalam bahasa belanda sejarah disebut dengan geschiedenis (terjadi),
dalam bahasa jerman disebut geschichate (sesuatu yang terjadi) dengan demikian
sejarah dapat di artikan sebagai kejadian masa lampau dari kehidupan manusia.
Akan tetapi tidak semua kejadian masa lampau dapat masuk kedalam ruang lingkup
sejarah, hanya kejadian-kejadian yang mempunyai pengaruh besar pada masanya dan
masa-masa berikutnya.
B. Sejarah dari Berbagai Sudut Pandang
1. Sejarah sebagai
peristiwa
Sejarah sebagai peristiwa diartikan
sebagai peristiwa masa lampau manusia yang benar-benar terjadi (histoire
realita), sehingga hanya terjadi satu kali saja, yaitu pada saat kejadiannya
sedang berlangsung, sehingga tidak mungkin terjadi lagi pada masa-masa
selanjutnya. Setiap peristiwa yang terjadi akan berbeda dengan peristiwa
sebelumnya, kalaupun peristiwa nya sejenis, tetapi waktu dan tempat serta
pelaku (actor) sejarahnya berbeda sering juga ada istilah sejarah berulang, sebetulnya
yang berulang bukan peristiwanya tetapi gejala dari peristiwa itu yang berulang.
Ciri utama dari Sejarah sebagai
peristiwa adalah sebagai berikut.
· Abadi
karena peristiwa tersebut tidak berubah-ubah. Sebuah
peristiwa yang sudah terjadi dan tidak akan berubah ataupun diubah. Oleh karena
itulah maka peristiwa tersebut atas tetap dikenang sepanjang masa.
· Unik
karena peristiwa itu hanya terjadi satu kali. Peristiwa
tersebut tidak dapat diulang jika ingin diulang tidak akan sama persis.
· Penting
karena peristiwa yang terjadi tersebut mempunyai arti
bagi seseorang bahkan dapat pula menentukan kehidupan orang banyak.
Tidak semua peristiwa dapat
dikatakan sebagai sejarah. Sebuah kenyataan sejarah dapat diketahui melalui
bukti-bukti sejarah yang dapat menjadi saksi terhadap peristiwa yang telah
terjadi. Agar sebuah peristiwa dapat dikatakan sebagai sejarah maka harus
memenuhi ciri-ciri berikut ini.
a. Peristiwa tersebut berhubungan dengan kehidupan manusia baik sebagai
individu maupun kelompok.
b. Memperhatikan dimensi ruang dan waktu (kapan dan dimana).
c. Peristiwa tersebut dapat dikaitkan dengan peristiwa yang lain
d. Adanya hubungan sebab-akibat dari peristiwa tersebut. Adanya hubungan sebab
akibat baik karena faktor dari dalam maupun dari luar peristiwa tersebut.
Penyebab adalah hal yang menyebabkan peristiwa tersebut terjadi.
e. Peristiwa sejarah yang terjadi merupakan sebuah perubahan dalam kehidupan. Hal
ini disebabkan karena sejarah pada hakekatnya adalah sebuah perubahan dalam
kehidupan manusia. Selain itu, sejarah mempelajari aktivitas manusia dalam
konteks waktu. Perubahan tersebut dapat meliputi berbagai aspek kehidupan
seperti politik, sosial, ekonomi, dan budaya.
Peristiwa adalah kenyataan yang
bersifat absolut atau mutlak dan objektif. Sejarah sebagai peristiwa merupakan
suatu kenyataan yang objektif artinya kenyataan yang benar-benar ada dan
terjadi dalam kehidupan masyarakat manusia. Kenyataan ini dapat dilihat dari
fakta-fakta sejarahnya. Peristiwa-peristiwa sejarah tersebut dapat dilihat dari
berbagai aspek kehidupan manusia seperti peristiwa politik, ekonomi, dan
sosial.
2. Sejarah sebagai kisah
Sejarah sebagai kisah (histoire reite), dapat
diartikan sebagai rekontruksi peristiwa masa lampau oleh manusia masa kini
melalui berbagai fakta dan fenafsiran . sejarah sebagai kisah dapat kita baca
dalam berbagai buku sejarah , majalah atau Koran, atau pada saat guru
menjelaskan Sejarah sebagai kisah sifatnya akan subjektif karena tergantung
pada interpretasi atau penafsiran yang dilakukan oleh penulis sejarah.
Subjektivitas terjadi lebih banyak diakibatkan oleh faktor-faktor kepribadian si
penulis atau penutur cerita. Sejarah sebagai kisah dapat berupa narasi yang
disusun berdasarkan memori, kesan, atau tafsiran manusia terhadap kejadian atau
peristiwa yang terjadi pada waktu lampau. Sejarah sebagai kisah dapat diulang,
ditulis oleh siapapun dan kapan saja. Untuk mewujudkan sejarah sebagai kisah
diperlukan fakta-fakta yang diperoleh atau dirumuskan dari sumber sejarah.
Tetapi tidak semua fakta sejarah dapat diangkat dan dikisahkan hanya peristiwa
penting yang dapat dikisahkan. Faktor yang harus diperhatikan dan mempengaruhi
dalam melihat sejarah sebagai kisah, adalah sebagai berikut.
• Kepentingan yang diperjuangkannya.
Faktor kepentingan dapat terlihat dalam cara seseorang
menuliskan dan menceritakan kisah/peristiwa sejarah. Kepentingan tersebut dapat
berupa kepentingan pribadi maupun kepentingan kelompok.
• Kelompok sosial dimana dia berada.
Dalam hal ini adalah lingkungan tempat ia bergaul,
berhubungan dengan sesama pekerjaannya atau statusnya. Darimana asal pencerita
sejarah tersebut juga mempengaruhi cara penulisan sejarah.
• Perbendaharaan pengetahuan yang
dimilikinya.
Pengetahuan dan latar belakang kemampuan ilmu yang
dimiliki pencerita sejarah juga mempengaruhi kisah sejarah yang disampaikan. Hal
tersebut dapat terlihat dari kelengkapan kisah yang akan disampaikan, gaya
penyampaian, dan interpretasinya atas peristiwa sejarah yang akan
dikisahkannya.
•
Kemampuan bahasa yang dimilikinya.
Pengaruh kemampuan bahasa seorang penutur/pencerita
sejarah sebagai kisah terlihat dari hasil rekonstruksi penuturan kisah sejarah.
Hal ini akan sangat bergantung pada kemampuan bahasa si penutur kisah sejarah.
3. Sejarah sebagai ilmu & sejarah sebagai seni
Sejarah adalah peristiwa masa lampau manusia , maka
ilmu sejarah adalah ilmu yang mempelajari peristiwa masa lampau manusia.
Sejarah sebagai ilmu sama dengan ilmu-ilmu lainnya . sejarah sebagai ilmu
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
· empiris : diperoleh melalui penemuan dan
pengamatan yang dilakukan berdasarkan fakta-fakta sejarah yang ada.
· mempunyai obyek : sama seperti disiplin ilmu lain ,
sejarah mempunyai obyek ,
· obyek material : manusia.
· obyek formal : aktivitas manusia yang pernah
terjadi dalam suatu rentang waktu di masa lampau.
· teori : kaidah-kaidah pokok sebagai suatu
ilmu, seperti teori challenge and respons, teori masuknya hindu.
· metode : sejarah mempunyai cara tersendiri
dalam penelitiannya maupun penulisanya. Sejarah sebagai seni, yang
dimaksud diantaranya ketika seorang sejarawan menuliskan kembali peristiwa masa
lampau itu. dalam penulisan sejarah (historiografi ) seorng sejarawan
memerlukan beberapa pemahaman seperti, layaknya seorang seniman, sebagai seni
adalah sejarah yang disajikan secara naratif dan imajinatif dengan menonjolkan
unsur-unsur cerita, kisah atau peran tetapi tetap berpijak pada fakta–fakta
yang ada.
C. Karakteristik Sejarah
1.
Hubungan ilmu sejarah dan ilmu-ilmu
sosial.
Sejarah sebagai ilmu, tentunyamempunyai keunikan
tersendiri sehingga berbeda dengan ilmu-ilmu sosial lainnya. Konsep dalam ilmu
sejarah meliputi : waktu (time), ruang (space), perubahan (change), aktivitas
manusia (man), kesinambungan (continuity) . Walaupun berbeda dengan disiplin
ilmu social lainnya tetapi dalam perkembangannya peran dari ilmu –ilmu social
dalam penulisan sejarah sangat di erlukan para sejarawan banyak meminjam teori
atau konsep ilmu sosial, diantaranya:
•
Geografi : terkait erat dengan latar
geografis , dimana peristiwa sejarah itu terjadi dengan kata lain geografi
merupakan panggung sejarah.
•
Politik : membantu menyelaraskan data
politik dan kejadian yang mempengaruhi pengalamansejarah manusia.
•
Sosiologi : membantu menjelaskan aktivitas
kolektif manusia di masa lampau , peristiwa sejarah yang merupakan hasil dari
interaksi antar manusia sangat membutuhkan konsep-konsep sosiologi.
•
Antropologi : dapat membantu sejarah dalam
mengkaji pola-pola perilaku , keyakinan , kebudayaan dalam suatu masyarakat.
•
Arkeologi : membantu sejarah dalam menemukan
dan menganalisis sumber-sumber sejarah.
•
Ekonomi : usaha manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya dimasa lampau dapat dijelaskan lebih rinci dengan meminjam
konsep dari ilmu ekonomi.
•
Psikologi : banyak membantu sejarah dalam
menjelaskan perilaku para tokoh actor pelaku sejarah.
2. Karakter
sejarah
Unsur terpenting dari sejarah adalah
kejadian masa lalu, maka yang menjadi konsep dasar sejarah adalah waktu (time),
ruang (space), kegiatan manusia (human activities), perubahan (change) dan
kesinambungan (continuity). Adapun karakteristik dari mata pelajaran sejarah
diantaranya adalah:
a.
Sejarah terkait dengan peristiwa masa lampau : materi pokok pembelajaran
sejarah adalah produk masa kini dalam bentuk rekontruksi peristiwa peristiwa
masa lampau berdasarkan sumber-sumber yang ada.
b.
Bersifat kronologi : dalam mengorganisasikan materi pembelajaran harus berdasarkan urutan
waktu kejadian.
Dalam sejarah terdapat 3 unsur pokok
yaitu : manusia, ruang dan waktu . untuk itu sejarah erat hubungannya dengan
jawaban dari pertanyan-pertanyan what (apa), who (siapa) , when (kapan) , where
(dimana) , why (mengapa), dan how (bagaimana) .Roeslan Abdul Ghani mengatakan
bahwa ilmu sejarah ibarat penglihatan terhadap tiga dimensi, yaitu pertama,
penglihatan ke masa silam, kedua ke masa sekarang dan ketiga ke masa depan (to
study history is to study the past to built the future). Presfektif waktu dalam
sejarah adalah waktu lampau yang terus berkesinambungan, dimana waktu dilihat
sebagai sebuah garis linier (lurus) . dengan demikian sejarah di lihat sebagai
sebuah sebuah proses yang terus berjalan dari masa lampau – masa kini - masa
yang akan datang. Sejarah merupakan prinsip sebab akibat antara fakta yang satu
dengan yang lainnya, antara peristiwa yang satu dengan lainnya merupakan sebuah
rangkaian yang tidak terpisah-pisah, peristiwa sejarah yang satu di akibatkan
atau disebabkan oleh peristiwa sejarah yang lain.
D. Konsep-konsep Dasar Sejarah
1.Periodisasi
sejarah
Sejarah merupakan sebuah proses
perjalanan waktu yang sangat luas dan panjang areanya . dalam rentang waktu
itulah sejarah melewati ratusan bahkan ribuan tahun dengan melibatkan perubahan
dalam kehidupan manusia yang sangat banyak . mengkaji semua peristiwa sejarah
yang luas dan panjang secara rinci sangatlah susah, untuk itulah maka digunakan
pemisahan yang biasanya didasarkan pada momentum tertentu. Suatu momentum
yang dapat memberikan petunjuk adanya karakteristik dari suatu kurun waktu yang
satu berbeda dengan kurun waktu lainnya . hal itulah yang dinamakan dengan
periodisasi sejarah. Contoh periodisasi sejarah dalam masyarakat tradisional
biasanya di dasarkan pada kurun waktu kekuasaan raja
Secara umum periodisasi sejarah Indonesia dikelompokan menjadi beberapa zaman yaitu:
Secara umum periodisasi sejarah Indonesia dikelompokan menjadi beberapa zaman yaitu:
…..
– 400 Zaman Prasejarah Indonesia.
400
– 1500 Zaman
Pengaruh Hindu-Budha dan Pertumbuhan Islam.
1500 – 1670 Zaman Kerajaan Islam dan Mulai masuknya Pengaruh Barat
serta Perluasan Pengaruh VOC.
1670
– 1800 Masa penjajahan oleh VOC.
1800
– 1811 Masa Pemerintahan Herman Willem Daendels.
1811
– 1816 Masa Pemerintahan Thomas Stamford Raffles
(Inggris).
Tujuan di buatnya periodisasi bukan berarti memutuskan
peristiwa yang satu dengan yang lainnya , karena dalam sejarah aspek
kesinambungan dan kontinuitas merupakan suatu hal yang pokok
2.
Kronologi sejarah
Karena
kompleksnya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia pada
setiap kurun waktu , maka peristiwa –peristiawa tersebut terlebih dahulu harus
dikelompokan berdasarkan bentuk atau jenis tertentu (periodisasi) . setelah itu
barulah disusun secara kronologis (berdasarkan urutan waktu
kejadian). Tujuan dibuatnya kronologi dalam sejarah adalah agar penyusunan
berbagai peristiwa sejarah dalam periodisasi tertentu tidak tumpangtindih atau
rancu dengan metode lainnya. Kronologi sejarah berarti sesuai dengan urutan
waktu kejadian dari peristiwa sejarah tersebut, sehingga tidak berlangsung
secara loncat-loncat. Walaupun demikian susunan kejadian berdasarkan urutan
waktu tersebut harus tetap berkisinambungan dan menunnjukan kuasalitas
(sebab-akibat). Penyusunan peristiwa berdasarkan urutan waktu tanpa adanya
hubungan sebab akibat dinamakan kronik , bukan sebagai sejarah.
E. Jenis-jenis Sejarah
Berdasarkan subyeknya yaitu :
a) sejarah konvensional (sejarah
lama/old history)
b) sejarah baru (new history)
Dalam sejarah konvensional subyek
yang menjadi kajian adalah kisah perkembangan kerajaan, negara, pemimpin, raja
(kaisar), para tokoh penting, dan aspek politik yang disajikan secara
kronologis. Dengan demikian sejarah konvensional lebih mengutamakan unsure
kejadian , peristiwa, kisah serta urutan kejadian. Dalam sejarah baru,
subyek yang menjadi kajian lebih luas meliputi berbagai golongan masyarakat (di
luar istana dan birokrasi pemerintahan ). Dalam penulisannya sering menggunakan
berbegai teori dari disiplin ilmu social yang lain. Sejarah baru lebih
berorientasi kepada masalah , bukan pada peristiwa dan urutan kejadian. Dengan
demikian sejarah baru lebih bersifat tematis seperti sejarah kebudayaan ,
sejarah social, sejarah local, sejarah politik dll.
F. Fungsi Sejarah
1.
Sejarah sebagai pelajaran.
Pengalaman adalah guru yang paling
baik, manusia banyak belajar dari pengalaman hidupnya baik pengalaman dirinya
maupun dari pengalaman orang lain atau generasi sebelumnya. Pengalaman merupakan
peristiwa masa lalu , dan dari peristiwa itulah kita dapat mengambil hikmahnya
(pelajaran), sebagai contoh kemajemukan masyarakat Indonesia pada masa lalu di
manfaatkan oleh penjajah untuk melakukan devide et impera, dan berhasil,
akibatnya bangsa Indonesia di jajah sampai ratusan tahun
lamanya. Peristiwa masa lalu tersebut memberikan pelajaran kepada generasi
sekarang, sehingga generasi sekarang harus mampu memandang kemajemukan bukan
sebagai hal negatif, tetapi harus di sikapi secara positif.
2.
Sejarah sebagai inspirasi.
Berbagai peristiwa masa lalu dapat
memberikan inspirasi (ilham) pada generasi berikutnya. Masa sekarang dan yang
akan datang tidak akan terlepas dari masa lalu karena waktu merupakan sebuah
garis linier, tidak ada suatu peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba, tidak
ada peristiwa masa kini yang terputus dari peristiwa masa lampau. Dengan
memahami masa lalu manusia dapat menarik benang merahnya dengan masa kini,
contoh sesorang menjadi anggota TNI setelah terinspirasi oleh kepahlawanan
Jendral Sudirman.
3.
Sejarah sebagai rekreasi.
Setiap sejarah selalu bersamaan
dengan kebudayaan nya , sehingga ketika membicarakan sejarah sering dikaitkan
dengan benda peninggalan masa lampau seperti candi, keraton, patung dan benda
budaya lainnya. Orang mengunjungi keraton, candi atau museum sebetulnya orang tersebut
telah menjadikan sejarah dengan fungsi (kegunan) rekreasi (hiburan). Banyak
buku-buku sejarah yang ditulis, termasuk di dalamnya biografi ataupun auto
biografi, semua itu merupakan sejarah sebagai kisah. ketika orang membaca
kemudian menjadi senang dan tertarik karena tulisan dan gaya bahasanya yang
komunikatif . sehingga pembaca dapat berimajinasi dengan isi bacaan buku-buku
sejarah tersebut , maka sejarah mempunyai guna rekreatif (hiburan ) seperti
layaknya orang membaca sebuah buku novel.
G. Jejak Masa Lampau
1. Peninggalan sejarah.
Peninggalan sejarah merupakan wujud
benda-benda peninggalan kebudayaan manusia pada masa lampau. Peninggalan
sejarah tersebut diantaranya bangunan seperti : keraton, punden/berundak,
candi, masjid, makam, nisan, prasasti dll.peninggalan lainnya dalam bentuk
perhiasan baik yang terbuat dari batu, perak, emas, ataupun lainnya.
Peninggalan dalam bentuk peralatan hidup dan perhiasan , pada saat sekarang
dapat kita lihat di beberapa museum.
2. Monumen peringatan peristiwa sejarah.
Monumen peringatan biasanya dalam
bentuk biasanya dalam bentuk sebuah bangunan tugu, tujuanya untuk menganang
suatu peristiwa sejarah yang terjadi di daerah tersebut, selain itu pembangunan
monumen tersebut dimaksudkan untuk menyampaikan pesan dan nilai moral dari
suatu peristiwa sejarah kepada generasi berikutnya contoh dari monumen antara
lain monument pancasila sakti , monumen nasional , monumen jogja kembali.
H. Dasar Penelitian Sejarah
1.
Metode penelitian sejarah.
a. Heuristik: berasal
dari bahasa yunani, heursken (menemukan), dalam penelitian sejarah, heuristic
berarti langkah-langkah untuk mencari dan mengumpulkan berbagai sumber sejarah.
Untuk mendapatkan sumber tersebut dapat dilakukan dengan cara mencari dokumen ,
mengunjungi situs sejarah, mengujungi museum dan perpustakaan, wawancara pelaku
atau saksi sejarah.
b. Kritik: berbagai
sumber sejarah yang telah dikumpulkan belum tentu semuanya dapat diterima,
langkah berikutnya adalah menyeleksi atau menguji kebenaran dari sumber-sumber
tesebut, langkah itu dinamakan kritik. Kritik terbagi atas kritik intern dan
ekstern. Kritik ekstern (kritik terhadap keaslian sumber sejarah
)diantaranya dapat dilakukan dengan berdasarkan kepada : tipologi (menentukan
usia berdasarkan type dari benda budaya), stratifikasi (menentukan umur relative
suatu benda berdasarkan pada lapisan tanah dimana benda budaya tersebut
ditemukan ), kimiawi (menentukan ketuaan benda berdasarkan pada unsure kimia
yang terkandung). Kritik intern adalah langkah penyeleksian terhadap isi
(materi) dari sumber sejarah (seperti : isi prasasti , isi naskah / dokumen ,
dll) atau langkah terhadap validitas isi (materi) sumber sejarah. Misalnya
sebuah kitab kuno baru dapat di percaya kebenarannya apabila ada keterangan
dari prasasti , catatan sejarah yang mendukungnya. Sumber sejarah yang telah
terseleksi melalui kritik itulah di sebut dengan fakta.
c. Interpretasi : berbagai
fakta sejarah yang telah didapatkan kemudian dirangkai sehingga mempunyai
bentuk dan setruktur untuk direkrontruksi. Dalam proses inilah di perlukan
interpretasi, yaitu penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah. Dalam menafsirkan
suatu faklta mutlak diperlukan landasan interpretasi agar tidak terjadi
penafsiran yang tanpa dasar. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
terjadinya perbedaan dalam menafsirkan suatu fakta di antaranya karena adanya
beberapa perbedaan seperti : idiologi, kepentingan, tujuan, penulisan dan sudut
pandang.
d. Historiografi : merupakan
langkah terakhir yaitu proses penulisan dan penyusunan kisah masa lampau yang
direkrontruksi berdasarkan pada fakta yang telah diberi penafsiran peristiwa
sejarah yang dikisahkan melalui historiografi akan sangat di pengaruhi oleh
subyektifitas si penulis dalam merekontruksinya. Dalam penulisan sejarah perlu
dipertimbangkan struktur dan gaya bahasanya sehingga orang tertarik untuk
membacanya . dengan demikian penulisan sejarah mempunyai unsure yang sama
dengan penulisan sastra yaitu sama-sama menyajikan suatu kisah , bedanya dalam
sejarah.
2. Pengertian sumber dan fakta sejarah.
Dalam penelitian sejarah, langkah pertama yang harus
di lakukan adalah mengumpulkan sumber-sumber berdasarkan bentuknya, sumber
sejarah terbagai menjadi:
a. Sumber tertulis (dokumen) meliputi: prasasti, kronik, babad,
naskah, arsip, Koran.
b. Sumber benda (artefak) meliputi: fosil, prasasti, candi, patung,
stupa, nisan , senjata, bangunan (keratin, mesjid), peralatan hidup.
c. Sumber lisan yaitu : keterangan langsung dari saksi atau pelaku
sejarah.
d. Sumber rekaman merupakan hasil rekaman dalam bentuk audio visual
seperti : kaset, video compactdisk.
# Berdasarkan
sifatnya sumber-sumber sejarah terbagi menjadi :
a. Sumber primer : sumber-sumber sejarah yang asli dan berasal dari
jamannya seperti prasati, kronik, piagam, bangunan (candi, keratin, masjid),
nisan.
b. Sumber sekunder : sumber sejarah yang berasal dari sumber kepustakaan
kuno (babad, naskah, karya sastra) atau berupa sumber tiruan dari benda aslinya
misalnya prasasti tiruan (tinulad), terjemahan kitab kuno.
c. Sumber tersier : merupakan sumber yang berupa buku-buku sejarah
yang telah disusun di mana si pengarang tidak melakukan penelitian langsung.
Tetapi berdasarkan kepada hasil penelitian ahli sejarah (para sejarawan).
Sejarah tidak dapat dipisahkan dari
fakta, sejarah tanpa fakta hanya akan menjadi sebuah dongeng. Fakta adalah sumber
sejarah yang telah terseleksi melalui proses kritik . fakta kemudian di
rekontruksi dan dijadikan dasar untuk mengisahkan sejarah. Fakta sejarah mempunyai
beberapa bentuk yaitu :
a. Artifact (fakta yang berupa benda
konkrit ) :fosil , patung , candi dll
b. Manifact (fakta yang bersifat
abstrak ) : keyakinan dan kepercayaan.
c. Sosio-fact :fakta yang berdimensi
social seperti jaringan interaksi antar manusia.
Fakta sejarah ada yang bersifat
lunak artinya masih potensial untuk diperdebatkan, misalnya mengenai letak
ibukota kerajaan sriwijaya, ibukota kerajaan tarumanegara, kerajaan hindu di
jawa barat, dll yang sampai sekarang masih banyak yang beda pendapat. Sedangkan
fakta sejarah yang bersifat keras adalah fakta yang telah menjuadi consensus
(kesepakatan) umum, misalnya mengenai Soekarno-Hatta sebagai tokoh proklamator,
semua berpendapat sama.
Post a Comment for "Pengertian dan Konsep Sejarah"