Pengertian dan Konsep Sejarah


A. Pengertian Sejarah



Dalam masyarakat awam sejarah sering di identikkan dengan nama tokoh, candi, tanggal, tahun dan tempat terjadinya peristiwa. kata sejarah berasal dari bahasa arab yaitu syajaratun, artinya pohon. sebuah pohon terdiri dari akar, dahan, ranting dan daun sehingga sejarah diartikan sebagai asal usul, riwayat dan silsilah yang menyerupai sebuah pohon dalam bahasa arab ilmu yang mempelajari kisah masa lalu di kenal dengan istilah Tarikh. Di Eropa, sejarah dikenal dengan istilah history (Inggris), histoire (Perancis), storia (Italia), semuanyan berasal dari bahasa yunani yaitu historia yang artinya orang pandai sementara dalam bahasa belanda sejarah disebut dengan geschiedenis (terjadi), dalam bahasa jerman disebut geschichate (sesuatu yang terjadi) dengan demikian sejarah dapat di artikan sebagai kejadian masa lampau dari kehidupan manusia. Akan tetapi tidak semua kejadian masa lampau dapat masuk kedalam ruang lingkup sejarah, hanya kejadian-kejadian yang mempunyai pengaruh besar pada masanya dan masa-masa berikutnya. 

B. Sejarah dari Berbagai Sudut Pandang

1. Sejarah sebagai peristiwa
Sejarah sebagai peristiwa diartikan sebagai peristiwa masa lampau manusia yang benar-benar terjadi (histoire realita), sehingga hanya terjadi satu kali saja, yaitu pada saat kejadiannya sedang berlangsung, sehingga tidak mungkin terjadi lagi pada masa-masa selanjutnya. Setiap peristiwa yang terjadi akan berbeda dengan peristiwa sebelumnya, kalaupun peristiwa nya sejenis, tetapi waktu dan tempat serta pelaku (actor) sejarahnya berbeda sering juga ada istilah sejarah berulang, sebetulnya yang berulang bukan peristiwanya tetapi gejala dari peristiwa itu yang berulang.

Ciri utama dari Sejarah sebagai peristiwa adalah sebagai berikut.

·  Abadi
karena peristiwa tersebut tidak berubah-ubah. Sebuah peristiwa yang sudah terjadi dan tidak akan berubah ataupun diubah. Oleh karena itulah maka peristiwa tersebut atas tetap dikenang sepanjang masa.

·  Unik
karena peristiwa itu hanya terjadi satu kali. Peristiwa tersebut tidak dapat diulang jika ingin diulang tidak akan sama persis.

·  Penting
karena peristiwa yang terjadi tersebut mempunyai arti bagi seseorang bahkan dapat pula menentukan kehidupan orang banyak.

Tidak semua peristiwa dapat dikatakan sebagai sejarah. Sebuah kenyataan sejarah dapat diketahui melalui bukti-bukti sejarah yang dapat menjadi saksi terhadap peristiwa yang telah terjadi. Agar sebuah peristiwa dapat dikatakan sebagai sejarah maka harus memenuhi ciri-ciri berikut ini.

a. Peristiwa tersebut berhubungan dengan kehidupan manusia baik sebagai individu maupun kelompok.
b. Memperhatikan dimensi ruang dan waktu (kapan dan dimana).
c. Peristiwa tersebut dapat dikaitkan dengan peristiwa yang lain
d. Adanya hubungan sebab-akibat dari peristiwa tersebut. Adanya hubungan sebab akibat baik karena faktor dari dalam maupun dari luar peristiwa tersebut. Penyebab adalah hal yang menyebabkan peristiwa tersebut terjadi.
e. Peristiwa sejarah yang terjadi merupakan sebuah perubahan dalam kehidupan. Hal ini disebabkan karena sejarah pada hakekatnya adalah sebuah perubahan dalam kehidupan manusia. Selain itu, sejarah mempelajari aktivitas manusia dalam konteks waktu. Perubahan tersebut dapat meliputi berbagai aspek kehidupan seperti politik, sosial, ekonomi, dan budaya.

Peristiwa adalah kenyataan yang bersifat absolut atau mutlak dan objektif. Sejarah sebagai peristiwa merupakan suatu kenyataan yang objektif artinya kenyataan yang benar-benar ada dan terjadi dalam kehidupan masyarakat manusia. Kenyataan ini dapat dilihat dari fakta-fakta sejarahnya. Peristiwa-peristiwa sejarah tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan manusia seperti peristiwa politik, ekonomi, dan sosial.

2. Sejarah sebagai kisah
Sejarah sebagai kisah (histoire reite), dapat diartikan sebagai rekontruksi peristiwa masa lampau oleh manusia masa kini melalui berbagai fakta dan fenafsiran . sejarah sebagai kisah dapat kita baca dalam berbagai buku sejarah , majalah atau Koran, atau pada saat guru menjelaskan Sejarah sebagai kisah sifatnya akan subjektif karena tergantung pada interpretasi atau penafsiran yang dilakukan oleh penulis sejarah. Subjektivitas terjadi lebih banyak diakibatkan oleh faktor-faktor kepribadian si penulis atau penutur cerita. Sejarah sebagai kisah dapat berupa narasi yang disusun berdasarkan memori, kesan, atau tafsiran manusia terhadap kejadian atau peristiwa yang terjadi pada waktu lampau. Sejarah sebagai kisah dapat diulang, ditulis oleh siapapun dan kapan saja. Untuk mewujudkan sejarah sebagai kisah diperlukan fakta-fakta yang diperoleh atau dirumuskan dari sumber sejarah. Tetapi tidak semua fakta sejarah dapat diangkat dan dikisahkan hanya peristiwa penting yang dapat dikisahkan. Faktor yang harus diperhatikan dan mempengaruhi dalam melihat sejarah sebagai kisah, adalah sebagai berikut.

  Kepentingan yang diperjuangkannya.
Faktor kepentingan dapat terlihat dalam cara seseorang menuliskan dan menceritakan kisah/peristiwa sejarah. Kepentingan tersebut dapat berupa kepentingan pribadi maupun kepentingan kelompok.
  Kelompok sosial dimana dia berada.
Dalam hal ini adalah lingkungan tempat ia bergaul, berhubungan dengan sesama pekerjaannya atau statusnya. Darimana asal pencerita sejarah tersebut juga mempengaruhi cara penulisan sejarah.
  Perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya.
Pengetahuan dan latar belakang kemampuan ilmu yang dimiliki pencerita sejarah juga mempengaruhi kisah sejarah yang disampaikan. Hal tersebut dapat terlihat dari kelengkapan kisah yang akan disampaikan, gaya penyampaian, dan interpretasinya atas peristiwa sejarah yang akan dikisahkannya.
         Kemampuan bahasa yang dimilikinya.
Pengaruh kemampuan bahasa seorang penutur/pencerita sejarah sebagai kisah terlihat dari hasil rekonstruksi penuturan kisah sejarah. Hal ini akan sangat bergantung pada kemampuan bahasa si penutur kisah sejarah.

3. Sejarah sebagai ilmu & sejarah sebagai seni
Sejarah adalah peristiwa masa lampau manusia , maka ilmu sejarah adalah ilmu yang mempelajari peristiwa masa lampau manusia. Sejarah sebagai ilmu sama dengan ilmu-ilmu lainnya . sejarah sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
·  empiris : diperoleh melalui penemuan dan pengamatan yang dilakukan berdasarkan fakta-fakta sejarah yang ada.
· mempunyai obyek : sama seperti disiplin ilmu lain , sejarah mempunyai obyek ,
·  obyek material : manusia.
· obyek formal : aktivitas manusia yang pernah terjadi dalam suatu rentang waktu di masa lampau.
· teori : kaidah-kaidah pokok sebagai suatu ilmu, seperti teori challenge and respons, teori masuknya hindu.
· metode : sejarah mempunyai cara tersendiri dalam penelitiannya maupun penulisanya. Sejarah sebagai seni, yang dimaksud diantaranya ketika seorang sejarawan menuliskan kembali peristiwa masa lampau itu. dalam penulisan sejarah (historiografi ) seorng sejarawan memerlukan beberapa pemahaman seperti, layaknya seorang seniman, sebagai seni adalah sejarah yang disajikan secara naratif dan imajinatif dengan menonjolkan unsur-unsur cerita, kisah atau peran tetapi tetap berpijak pada fakta–fakta yang ada.

C. Karakteristik Sejarah

1.     Hubungan ilmu sejarah dan ilmu-ilmu sosial.
Sejarah sebagai ilmu, tentunyamempunyai keunikan tersendiri sehingga berbeda dengan ilmu-ilmu sosial lainnya. Konsep dalam ilmu sejarah meliputi : waktu (time), ruang (space), perubahan (change), aktivitas manusia (man), kesinambungan (continuity) . Walaupun berbeda dengan disiplin ilmu social lainnya tetapi dalam perkembangannya peran dari ilmu –ilmu social dalam penulisan sejarah sangat di erlukan para sejarawan banyak meminjam teori atau konsep ilmu sosial, diantaranya:

         Geografi : terkait erat dengan latar geografis , dimana peristiwa sejarah itu terjadi dengan kata lain geografi merupakan panggung sejarah.
         Politik : membantu menyelaraskan data politik dan kejadian yang mempengaruhi pengalamansejarah manusia.
         Sosiologi : membantu menjelaskan aktivitas kolektif manusia di masa lampau , peristiwa sejarah yang merupakan hasil dari interaksi antar manusia sangat membutuhkan konsep-konsep sosiologi.
         Antropologi : dapat membantu sejarah dalam mengkaji pola-pola perilaku , keyakinan , kebudayaan dalam suatu masyarakat.
         Arkeologi : membantu sejarah dalam menemukan dan menganalisis sumber-sumber sejarah.
         Ekonomi : usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dimasa lampau dapat dijelaskan lebih rinci dengan meminjam konsep dari ilmu ekonomi.
         Psikologi : banyak membantu sejarah dalam menjelaskan perilaku para tokoh actor pelaku sejarah.

2. Karakter sejarah
Unsur terpenting dari sejarah adalah kejadian masa lalu, maka yang menjadi konsep dasar sejarah adalah waktu (time), ruang (space), kegiatan manusia (human activities), perubahan (change) dan kesinambungan (continuity). Adapun karakteristik dari mata pelajaran sejarah diantaranya adalah:
a.                          Sejarah terkait dengan peristiwa masa lampau : materi pokok pembelajaran sejarah adalah produk masa kini dalam bentuk rekontruksi peristiwa peristiwa masa lampau berdasarkan sumber-sumber yang ada.
b.                          Bersifat kronologi : dalam mengorganisasikan materi        pembelajaran harus berdasarkan urutan waktu kejadian.

Dalam sejarah terdapat 3 unsur pokok yaitu : manusia, ruang dan waktu . untuk itu sejarah erat hubungannya dengan jawaban dari pertanyan-pertanyan what (apa), who (siapa) , when (kapan) , where (dimana) , why (mengapa), dan how (bagaimana) .Roeslan Abdul Ghani mengatakan bahwa ilmu sejarah ibarat penglihatan terhadap tiga dimensi, yaitu pertama, penglihatan ke masa silam, kedua ke masa sekarang dan ketiga ke masa depan (to study history is to study the past to built the future). Presfektif waktu dalam sejarah adalah waktu lampau yang terus berkesinambungan, dimana waktu dilihat sebagai sebuah garis linier (lurus) . dengan demikian sejarah di lihat sebagai sebuah sebuah proses yang terus berjalan dari masa lampau – masa kini - masa yang akan datang. Sejarah merupakan prinsip sebab akibat antara fakta yang satu dengan yang lainnya, antara peristiwa yang satu dengan lainnya merupakan sebuah rangkaian yang tidak terpisah-pisah, peristiwa sejarah yang satu di akibatkan atau disebabkan oleh peristiwa sejarah yang lain.
                                                                                                   
D. Konsep-konsep Dasar Sejarah

1.Periodisasi sejarah
Sejarah merupakan sebuah proses perjalanan waktu yang sangat luas dan panjang areanya . dalam rentang waktu itulah sejarah melewati ratusan bahkan ribuan tahun dengan melibatkan perubahan dalam kehidupan manusia yang sangat banyak . mengkaji semua peristiwa sejarah yang luas dan panjang secara rinci sangatlah susah, untuk itulah maka digunakan pemisahan yang biasanya didasarkan pada momentum tertentu. Suatu momentum yang dapat memberikan petunjuk adanya karakteristik dari suatu kurun waktu yang satu berbeda dengan kurun waktu lainnya . hal itulah yang dinamakan dengan periodisasi sejarah. Contoh periodisasi sejarah dalam masyarakat tradisional biasanya di dasarkan pada kurun waktu kekuasaan raja
Secara umum periodisasi sejarah Indonesia dikelompokan menjadi beberapa zaman yaitu: 
….. –  400 Zaman Prasejarah Indonesia.
400 – 1500 Zaman Pengaruh Hindu-Budha dan Pertumbuhan Islam.
1500 – 1670 Zaman Kerajaan Islam dan Mulai masuknya Pengaruh Barat serta Perluasan Pengaruh VOC.
1670 – 1800 Masa penjajahan oleh VOC.
1800 – 1811 Masa Pemerintahan Herman Willem Daendels.
1811 – 1816           Masa Pemerintahan Thomas Stamford Raffles (Inggris).

Tujuan di buatnya periodisasi bukan berarti memutuskan peristiwa yang satu dengan yang lainnya , karena dalam sejarah aspek kesinambungan dan kontinuitas merupakan suatu hal yang pokok

2.     Kronologi sejarah
Karena kompleksnya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia pada setiap kurun waktu , maka peristiwa –peristiawa tersebut terlebih dahulu harus dikelompokan berdasarkan bentuk atau jenis tertentu (periodisasi) . setelah itu barulah disusun secara kronologis (berdasarkan urutan waktu kejadian). Tujuan dibuatnya kronologi dalam sejarah adalah agar penyusunan berbagai peristiwa sejarah dalam periodisasi tertentu tidak tumpangtindih atau rancu dengan metode lainnya. Kronologi sejarah berarti sesuai dengan urutan waktu kejadian dari peristiwa sejarah tersebut, sehingga tidak berlangsung secara loncat-loncat. Walaupun demikian susunan kejadian berdasarkan urutan waktu tersebut harus tetap berkisinambungan dan menunnjukan kuasalitas (sebab-akibat). Penyusunan peristiwa berdasarkan urutan waktu tanpa adanya hubungan sebab akibat dinamakan kronik , bukan sebagai sejarah.

E. Jenis-jenis Sejarah

Berdasarkan subyeknya yaitu :

a) sejarah konvensional (sejarah lama/old history)
b) sejarah baru (new history)

Dalam sejarah konvensional subyek yang menjadi kajian adalah kisah perkembangan kerajaan, negara, pemimpin, raja (kaisar), para tokoh penting, dan aspek politik yang disajikan secara kronologis. Dengan demikian sejarah konvensional lebih mengutamakan unsure kejadian , peristiwa, kisah serta urutan kejadian. Dalam sejarah baru, subyek yang menjadi kajian lebih luas meliputi berbagai golongan masyarakat (di luar istana dan birokrasi pemerintahan ). Dalam penulisannya sering menggunakan berbegai teori dari disiplin ilmu social yang lain. Sejarah baru lebih berorientasi kepada masalah , bukan pada peristiwa dan urutan kejadian. Dengan demikian sejarah baru lebih bersifat tematis seperti sejarah kebudayaan , sejarah social, sejarah local, sejarah politik dll.

F. Fungsi Sejarah

1.     Sejarah sebagai pelajaran.
Pengalaman adalah guru yang paling baik, manusia banyak belajar dari pengalaman hidupnya baik pengalaman dirinya maupun dari pengalaman orang lain atau generasi sebelumnya. Pengalaman merupakan peristiwa masa lalu , dan dari peristiwa itulah kita dapat mengambil hikmahnya (pelajaran), sebagai contoh kemajemukan masyarakat Indonesia pada masa lalu di manfaatkan oleh penjajah untuk melakukan devide et impera, dan berhasil, akibatnya bangsa Indonesia di jajah sampai ratusan tahun lamanya. Peristiwa masa lalu tersebut memberikan pelajaran kepada generasi sekarang, sehingga generasi sekarang harus mampu memandang kemajemukan bukan sebagai hal negatif, tetapi harus di sikapi secara positif.

2.     Sejarah sebagai inspirasi.
Berbagai peristiwa masa lalu dapat memberikan inspirasi (ilham) pada generasi berikutnya. Masa sekarang dan yang akan datang tidak akan terlepas dari masa lalu karena waktu merupakan sebuah garis linier, tidak ada suatu peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba, tidak ada peristiwa masa kini yang terputus dari peristiwa masa lampau. Dengan memahami masa lalu manusia dapat menarik benang merahnya dengan masa kini, contoh sesorang menjadi anggota TNI setelah terinspirasi oleh kepahlawanan Jendral Sudirman.

3.      Sejarah sebagai rekreasi.
Setiap sejarah selalu bersamaan dengan kebudayaan nya , sehingga ketika membicarakan sejarah sering dikaitkan dengan benda peninggalan masa lampau seperti candi, keraton, patung dan benda budaya lainnya. Orang mengunjungi keraton, candi atau museum sebetulnya orang tersebut telah menjadikan sejarah dengan fungsi (kegunan) rekreasi (hiburan). Banyak buku-buku sejarah yang ditulis, termasuk di dalamnya biografi ataupun auto biografi, semua itu merupakan sejarah sebagai kisah. ketika orang membaca kemudian menjadi senang dan tertarik karena tulisan dan gaya bahasanya yang komunikatif . sehingga pembaca dapat berimajinasi dengan isi bacaan buku-buku sejarah tersebut , maka sejarah mempunyai guna rekreatif (hiburan ) seperti layaknya orang membaca sebuah buku novel.

G. Jejak Masa Lampau

1. Peninggalan sejarah.
Peninggalan sejarah merupakan wujud benda-benda peninggalan kebudayaan manusia pada masa lampau. Peninggalan sejarah tersebut diantaranya bangunan seperti : keraton, punden/berundak, candi, masjid, makam, nisan, prasasti dll.peninggalan lainnya dalam bentuk perhiasan baik yang terbuat dari batu, perak, emas, ataupun lainnya. Peninggalan dalam bentuk peralatan hidup dan perhiasan , pada saat sekarang dapat kita lihat di beberapa museum.

2. Monumen peringatan peristiwa sejarah.
Monumen peringatan biasanya dalam bentuk biasanya dalam bentuk sebuah bangunan tugu, tujuanya untuk menganang suatu peristiwa sejarah yang terjadi di daerah tersebut, selain itu pembangunan monumen tersebut dimaksudkan untuk menyampaikan pesan dan nilai moral dari suatu peristiwa sejarah kepada generasi berikutnya contoh dari monumen antara lain monument pancasila sakti , monumen nasional , monumen jogja kembali.

H. Dasar Penelitian Sejarah

1.     Metode penelitian sejarah.  

a. Heuristik: berasal dari bahasa yunani, heursken (menemukan), dalam penelitian sejarah, heuristic berarti langkah-langkah untuk mencari dan mengumpulkan berbagai sumber sejarah. Untuk mendapatkan sumber tersebut dapat dilakukan dengan cara mencari dokumen , mengunjungi situs sejarah, mengujungi museum dan perpustakaan, wawancara pelaku atau saksi sejarah.

b. Kritik: berbagai sumber sejarah yang telah dikumpulkan belum tentu semuanya dapat diterima, langkah berikutnya adalah menyeleksi atau menguji kebenaran dari sumber-sumber tesebut, langkah itu dinamakan kritik. Kritik terbagi atas kritik intern dan ekstern. Kritik ekstern (kritik terhadap keaslian sumber sejarah )diantaranya dapat dilakukan dengan berdasarkan kepada : tipologi (menentukan usia berdasarkan type dari benda budaya), stratifikasi (menentukan umur relative suatu benda berdasarkan pada lapisan tanah dimana benda budaya tersebut ditemukan ), kimiawi (menentukan ketuaan benda berdasarkan pada unsure kimia yang terkandung). Kritik intern adalah langkah penyeleksian terhadap isi (materi) dari sumber sejarah (seperti : isi prasasti , isi naskah / dokumen , dll) atau langkah terhadap validitas isi (materi) sumber sejarah. Misalnya sebuah kitab kuno baru dapat di percaya kebenarannya apabila ada keterangan dari prasasti , catatan sejarah yang mendukungnya. Sumber sejarah yang telah terseleksi melalui kritik itulah di sebut dengan fakta.

c. Interpretasi : berbagai fakta sejarah yang telah didapatkan kemudian dirangkai sehingga mempunyai bentuk dan setruktur untuk direkrontruksi. Dalam proses inilah di perlukan interpretasi, yaitu penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah. Dalam menafsirkan suatu faklta mutlak diperlukan landasan interpretasi agar tidak terjadi penafsiran yang tanpa dasar. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan dalam menafsirkan suatu fakta di antaranya karena adanya beberapa perbedaan seperti : idiologi, kepentingan, tujuan, penulisan dan sudut pandang.

d. Historiografi : merupakan langkah terakhir yaitu proses penulisan dan penyusunan kisah masa lampau yang direkrontruksi berdasarkan pada fakta yang telah diberi penafsiran peristiwa sejarah yang dikisahkan melalui historiografi akan sangat di pengaruhi oleh subyektifitas si penulis dalam merekontruksinya. Dalam penulisan sejarah perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasanya sehingga orang tertarik untuk membacanya . dengan demikian penulisan sejarah mempunyai unsure yang sama dengan penulisan sastra yaitu sama-sama menyajikan suatu kisah , bedanya dalam sejarah.

2. Pengertian sumber dan fakta sejarah.
Dalam penelitian sejarah, langkah pertama yang harus di lakukan adalah mengumpulkan sumber-sumber berdasarkan bentuknya, sumber sejarah terbagai menjadi:
a. Sumber tertulis (dokumen) meliputi: prasasti, kronik, babad, naskah, arsip, Koran.
b. Sumber benda (artefak) meliputi: fosil, prasasti, candi, patung, stupa, nisan , senjata, bangunan (keratin, mesjid), peralatan hidup.
c. Sumber lisan yaitu : keterangan langsung dari saksi atau pelaku sejarah.
d. Sumber rekaman merupakan hasil rekaman dalam bentuk audio visual seperti : kaset, video compactdisk.

# Berdasarkan sifatnya sumber-sumber sejarah terbagi menjadi :
a. Sumber primer : sumber-sumber sejarah yang asli dan berasal dari jamannya seperti prasati, kronik, piagam, bangunan (candi, keratin, masjid), nisan.
b. Sumber sekunder : sumber sejarah yang berasal dari sumber kepustakaan kuno (babad, naskah, karya sastra) atau berupa sumber tiruan dari benda aslinya misalnya prasasti tiruan (tinulad), terjemahan kitab kuno.
c. Sumber tersier : merupakan sumber yang berupa buku-buku sejarah yang telah disusun di mana si pengarang tidak melakukan penelitian langsung. Tetapi berdasarkan kepada hasil penelitian ahli sejarah (para sejarawan). 

Sejarah tidak dapat dipisahkan dari fakta, sejarah tanpa fakta hanya akan menjadi sebuah dongeng. Fakta adalah sumber sejarah yang telah terseleksi melalui proses kritik . fakta kemudian di rekontruksi dan dijadikan dasar untuk mengisahkan sejarah. Fakta sejarah mempunyai beberapa bentuk yaitu :
a. Artifact (fakta yang berupa benda konkrit ) :fosil , patung , candi dll
b. Manifact (fakta yang bersifat abstrak ) : keyakinan dan kepercayaan.
c. Sosio-fact :fakta yang berdimensi social seperti jaringan interaksi antar manusia.

Fakta sejarah ada yang bersifat lunak artinya masih potensial untuk diperdebatkan, misalnya mengenai letak ibukota kerajaan sriwijaya, ibukota kerajaan tarumanegara, kerajaan hindu di jawa barat, dll yang sampai sekarang masih banyak yang beda pendapat. Sedangkan fakta sejarah yang bersifat keras adalah fakta yang telah menjuadi consensus (kesepakatan) umum, misalnya mengenai Soekarno-Hatta sebagai tokoh proklamator, semua berpendapat sama.


Post a Comment for "Pengertian dan Konsep Sejarah"