KONSEP DASAR PETA DAN PEMETAAN



Pengertian Peta
Istilah peta berasal dari bahasa Inggris, yaitu map. Adapun kata map berasal dari bahasa Yunani, yaitu mappa yang berarti taplak atau penutup meja. Ilmu yang mempelajari tentang Peta adalah Kartografi, orang yang ahli dalam pembuatan peta adalah Kartografer

Menurut Erwin Raisz
Peta adalah gambaran pilihan dengan simbolisasi dan generalisasi dalam ukuran kecil dari bagian bumi yang sempit maupun yang luas, yang dinormalisasi dalam skala dan disimbolkan seperti terlihat dari atas dan ditambah lettering supaya jelas.

Menurut ICA (International Cartographic Assosiation),
Peta adalah gambar konvensional yang dinormalisasi dalam skala, biasanya dalam bentuk bidang datar dan dari data yang dipilih mengenai pemandangan abstrak yang berhubungan dengan permukan bumi dan atau keadaan di dalam bumi.

Secara umum yang dimaksud PETA adalah gambar konvensional secara selektif  dari permukaan bumi dengan segala fenomenanya sebagaimana terlihat dari atas, di buat pada bidang datar, diperkecil dalam skala, ditambah tulisan atau simbol sebagai tanda pengenal (identitas).

Fungsi Peta
Peta sangat bermanfaat untuk menunjukkan atau menggambarkan:
a. arah dan jarak di bumi,
b. lokasi suatu tempat,
c. ketinggian suatu tempat,
d. luas dan bentuk wilayah,
e. perubahan sifat alami dan nonalami.
Menurut isi peta, dibedakan atas peta umum dan peta khusus.

1. Peta umum
Adalah peta yang menggambarkan seluruh penampakan yang ada di permukaan bumi, baik bersifat alamiah (misalnya sungai, danau, gunung, laut, hutan, dan lain-lain). Peta umum di bedakan menjadi 2, yaitu

a. Peta Topografi
Adalah peta yang menggambarkan relief permukaan bumi dengan menggunakan garis-garis kontur. Garis kontur adalah garis-garis pada peta yang menunjukan perbedaan ketinggian suatu tempat. Peta tofografi juga menggambarkan kenampakan alam, misalnya pola aliran sungai dan morfologi, serta kenampakan buatan manusia , misalnya jalan dan pemukiman. Peta tofografi biasanya berskala besar, yaitu 1:25.000 atau 1:50.000.

b. Peta Chorografi
Adalah peta yang menggambarkan keseluruhan atau sebagian permukaan bumi yang bercorak umum. Peta ini biasanya berskala sedang atau hingga kecil, yaitu 1:250.000 hingga 1:1.000.000.

2. Peta khusus disebut pula peta tematik, adalah peta yang menggambarkan atau menyajikan informasi penampakan tertentu (spesifik) di permukaan bumi. Pada peta ini, penggunaan simbol merupakan ciri yang ditonjolkan sesuai tema yang dinyatakan pada judul peta. Beberapa contoh peta tematik antara lain: peta iklim, peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran penduduk, dan lain-lain.

Menurut skala yang dibuat, peta dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Peta kadaster, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 100 sampai dengan 1 : 5.000. Contoh: Peta hak milik tanah.
2. Peta skala besar, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 5.000 sampai dengan 1: 250.000. Contoh: Peta topografi
3. Peta skala sedang, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 250.000 sampai dengan 1 : 500.000. Contoh: Peta kabupaten per provinsi.
4. Peta skala kecil, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 500.000 sampai dengan 1 : 1.000.000. Contoh: Peta Provinsi di Indonesia.
5. Peta geografi, yaitu peta yang memiliki skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000. Contoh: Peta Indonesia dan peta dunia.


Komponen-Komponen Peta


Berikut akan dijelaskan beberapa komponen peta.


a. Judul peta
Peta harus ada judulnya. Judul peta dapat diletakkan di sembarang tempat asal tidak mengganggu peta utama.


b. Sumber peta
Suatu peta harus mencantumkan sumber peta supaya pembaca tahu dan dapat menelusuri peta dasarnya (apabila diperlukan).


c. Skala peta
Skala peta merupakan perbandingan antara jarak di peta dan jarak sesungguhnya. Skala peta perlu ditulis supaya pembaca tahu ukuran atau jarak sebenarnya di lapangan. Penulisan skala dapat berbentuk angka (numerik) dan garis (grafis).


d. Garis astronomis
Garis astronomis baik bujur maupun lintangnya harus ada karena berfungsi untuk menentukan letak absolut suatu tempat. Garis ini cukup berupa titik pada garis tepi yang berupa derajat, menit, dan detik.


e. Tahun pembuatan
Peta harus mencantumkan tahun pembuat- annya. Hal ini bertujuan untuk menjaga validitas peta sehingga peta dapat selalu diperbarui secara periodik. Contoh peta yang selalu diperbarui secara periodik adalah peta jaringan jalan, peta penggunaan lahan, peta kepadatan penduduk, dan peta tematik lain yang berhubungan dengan penduduk atau aktivitas manusia. Contoh peta yang jarang diperbarui adalah peta jenis tanah, peta geologi, peta kontur, dan peta tematik lain yang menunjukkan gejala alam.


f. Garis tepi peta
Garis tepi pada peta berfungsi sebagai pembatas area gambar pada peta. Garis tepi peta sebaiknya dibuat rangkap.


g. Mata angin
Mata angin harus dicantumkan untuk menunjukkan orientasi arah utara, selatan, barat, dan timur. Yang paling biasa di gunakan adalah arah mata angin yang menunjuk ke arah utara

h. Lettering
Maksud dari lettering adalah angka atau tulisan. Tulisan yang terdapat pada peta ditulis dengan huruf cetak, bentuk dan besar kecilnya huruf disesuaikan dengan peta. Misalnya, nama sungai ditulis miring searah dengan aliran sungai, judul peta ditulis dengan huruf besar dan tegak, nama kota ditulis dengan huruf cetak tegak namun lebih kecil dibandingkan dengan judul peta, dan legenda ditulis dengan huruf cetak kecil.


i. Warna peta
Warna sangat penting untuk menunjukkan objek tertentu. Misalnya, laut dalam berwarna biru tua, laut dangkal berwarna biru muda, dataran rendah berwarna hijau, dataran tinggi berwarna kuning, gunung dan pegunungan berwarna cokelat.


j. Peta inset (peta sisipan)
Peta inset merupakan peta yang disisipkan karena wilayah yang digambar merupakan bagian dari peta utama atau peta yang menggambarkan wilayah yang lebih luas daripada wilayah yang digambarkan.


k. Legenda
Merupakan tempat untuk memberikan penjelasan gambar yang terdapat di dalam peta. Legenda berisikan simbol-simbol pada peta



l. Simbol peta
Simbol adalah salah satu alat untuk menyampaikan informasi dalam peta. Berdasarkan bentuknya, simbol dibedakan menjadi simbol titik (point symbols), simbol garis (line symbols), dan simbol luas/area (area symbols). Studi tentang simbol (suatu penyajian dengan menggunakan gambar dan grafis) serta hubungannya dengan unsur yang diwakilinya dinamakan semiology.

Berikut akan dijelaskan beberapa contoh simbol pada peta.


1) Simbol luas (area symbols)
Simbol luas digunakan untuk mewakili unsur-unsur yang berbentuk luas/bidang, seperti sawah, hutan, danau, dan rawa.


2) Simbol garis
Simbol garis digunakan untuk mewakili unsur-unsur yang berbentuk garis, seperti batas administrasi, garis pantai, jalan, dan sungai. Simbol garis adalah tanda untuk memperlihatkan gejala-gejala yang ada, terutama yang bersifat kualitatif. Penggambaran peta bersimbol garis biasanya menggunakan isopleth, yaitu garis peta yangmenghubungkan daerah-daerah dengan pola distribusi yang sama.

1. Isobar : garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya pada waktu tertentu.

2. Isohiet : garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai jumlah curah hujan yang sama dalam satu periode.

3. Isoterm : garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai temperatur rata-rata yang sama pada periode tertentu.

4. Isohips (garis kontur) : garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tinggi di atas permukaan laut.


3) Simbol titik
Simbol titik digunakan untuk menggambarkan persebaran gejala-gejala di permukaan bumi. Simbol titik ada dua, yaitu simbol titik kualitatif dan simbol titik kuantitatif.
Simbol titik Kualitatif digunakan untuk mewakili suatu kenampakan (alam atau buatan) di dalam peta, sedangkan simbol titik Kuantitatif digunakan untuk menunjukkan suatu besaran atau nilai yang dimiliki oleh suatu objek penelitian. Besar atau Kecilnya simbol titik di pengaruhi oleh nilai atau banyaknya besaran yang diwakili.

Post a Comment for "KONSEP DASAR PETA DAN PEMETAAN"